Sunday, February 24, 2013

Jangan Pernah Menyerah

         Seorang Presiden direktur dari suatu perusahaan saat ini sedang mengalami masa keterpurukan,direktur tersebut bernama Anto soelianto dia sudah frustasi dan stress dalam menghadapi masalah yang menyangkut masa depan perusahaannya dan hidupnya,perusahaannya sedang diujung tanduk kebangkrutan.Anto tidak dapat membayangkan bagaimana nanti dengan nasib para pegawainya bila perusahaannya bangkrut.Ia menemui jalan buntu dalam penyelesaian masalah tersebut.Saat itu hari sudah larut malam sekitar pukul sebelas malam,Anto tidak pulang kerumahnya,ia hanya duduk di meja kerjanya sambil memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah itu,berkas-berkas berserakan diatas meja kerjanya karena sudah sangat mengantuk dan sangat lelah Anto yang sedang bersandar lengan tersebut tiba-tiba tertidur.
        Di dalam tidurnya yang sedang dalam kondisi stress dan lelah Anto kemudian bermimpi,ia berada di sebuah taman labirin yang besar dan hanya diterangi beberapa lampu kecil,Anto berusaha mencari jalan keluar dengan cara mencoba menyusuri satu persatu jalan di labirin tersebut namun yang dia temukan hanyalah jalan buntu,dia mencoba meminta tolong namun tak ada siapa-siapa di labirin yang gelap itu,tiba-tiba ada seberkas cahaya dari langit yang menyinarinya sontak Anto langsung mendongak keatas untuk melihatnya,langit diatas labirin itu sungguh indah bertabur bintang yang membawa cahaya dari masa lalu dan dengan sedikit awan.tiba-tiba dari  cahaya yang menyinarinya itu jatuh seorang anak laki-laki,ia turun dan jatuh menghantam tanah tepat disebelah tempat Anto berdiri.Anak tersebut sedikit merasa kesakitan namun ia tak apa-apa,ia adalah seorang anak kecil yang mengenakan celana pendek berwarna merah dan kaos biru sekilas anak itu terlihat seperti anak kecil normal lainnya namun Anton merasa bahwa ia pernah menemui anak kecil itu tapi dimana dan kapan,ia tidak ingat.Anak itu menatap Anton dengan tatapan polos seorang anak kecil sebelum ia bangun dari jatuhnya kemudian anak itu bangkit kemudian menyuruh Anton untuk mengikutinya,tanpa sepatah katapun yang terlontar dari mulutnya bahkan ia tidak memperkenalkan dirinya sepertinya anak itu ingin menolong Anton untuk keluar dari labirin yang membingungkan itu
        Anak itu menuntun Anton ke sebuah jalan buntu lagi namun di sudut jalan buntu itu terdapat tiga cermin di setiap dindingnya.Pada cermin pertama ia melihat seorang anak SMP yang sedang belajar dengan tekun di sebuah sekolah begitu juga di kedua cermin lainnya tetapi di setiap cermin mempunyai tingkatan jenjang sekolah yang lebih tinggi SMP,SMA dan kuliah(perguruan tinggi) Anton merasa ia mengenali anak yang nampak di dalam setiap cermin tersebut.dia mencoba mengingat-ingatnya sambil memandangi cermin-cermon tersebut.Tiba-tiba anak kecil yang bersama Anton menggoyang-goyangkan tangannya berusaha memberi tahu akan sesuatu padanya namun Anton terlalu sibuk mencari tahu siapa anak laki-laki di dalam cermin itu.Seluruh tempat itu kemudian retak dan pecah ketika Anton mencoba menyentuh salah satu cermin tersebut.semua seketika pecah dan lenyap seperti cermin tersebut.Tiba-tiba Anton menemui dirinya berada di kursi roda lengkap bersama infus yang tertancap di tangannya,kursi roda itu didorong oleh anak kecil itu,mereka berjalan di sebuah lorong rumah sakit sedang menuju sebuah pintu ketika mereka sudah hampir sampai tiba-tiba muncul dua orang monster dari bawah yang muncul keatas.Anak kecil itu menghentikan dorongannya kemudia maju di depan kedua monster itu lalu menghentakkan salah satu kakinya,tanah menjadi retak dan meimbulkan angin yang keras angin itu menghilangkan kedua monster mengerikan itu dan sekaligus membangkitkan Anton sehingga ia menjadi dapat berdiri kembali.Anton langsung lari menuju pintu itu sambil menggandeng anak kecil itu.
       Pintu itu ternyata adalah pintu keluar dari labirin itu,disana mereka melihat pemandangan kota di pagi hari dari atas bukit,Anton merasa bahwa itu adalah kotanya,sungguh pemandangan yang indah sebuah kota disinari matahari pagi.Tugas anak kecil itu kini telah selesai,ia sempat berpesan kepada Anton "jangan menyerah,kamu pasti bisa,seperti dulu,pilihan ada di tanganmu sendiri ingatlah pesanku ini padamu".Anak kecil itu memberikan sesuatu pada tangan Anton namun ia haru tetap menggegam tangannya dan kemudia anak itu pergi meninggalkan Anton.Ia menaiki sepedannya dan pergi menuju kota di bagian belakakang bajunya bertuliskan "NOTA 36" kata itu mengingatkannya bahwa kata itu adalah julukan Anton semasa kecilnya.Anton menatap kota itu kemudian memejamkan matanya sambil berharap agar semua keanehan ini menghilang dan.....
        Anton bangun dari tidurnya dan ia mendapati tangannya masih tergenggam ketika Anton mencoba membuka tangannya namun ia tak mendapati apapun disana ia cuma melihat tangannya yang kosong kemudian ia teringat pesan anak kecil itu "...pilihan ada pada tanganmu sendiri..." Anton langsung bergegas kembali bekerja dengan keras ia mencoba berbagai kemungkinan yang ada agar perusahaannya tidak bangkrut..  setelah bekerja dengan keras dengan tekun dan giat,akhirnya kerja kerasnya selama ini tidak sia-sia perusahaannya tidak jadi bangkrut.Seluruh karyawan bersorak-sorak sorai dengan senang dan meneriakan namanya karena mereka tidak jadi kehilangan pekerjaan.Anton senang bahwa kerja kerasnya berguana bagi diri sendiri dan dan orang lain tentunya.Anton masih tidak percaya akan mimpi yang menyemangatinya setelah Anton ingat-ingat lagi ternyata anak yang dilihatnya di cermin tersebut dan anak kecil yang menuntunnya adalah Anton ketika kecil,dan ketika Anton berada di kursi roda ternyata dulu dirinya pernah terkena penyakit demam berdarah,dulu Anton bekerja keras untuk naik kelas dan berusaha untuk sembuh dari penyakit.mungkin labirin itu adalah pikiran Anton dan mungkin dirinya mengingkan Anton untuk terus berhasil dan tidak pantang menyerah seperti dulu.Anton sangat bersyukur sekali ia bisa mendapatkan mimpi seperti itu,sekarang Anton sukses karena ia tak pernah menyerah.

No comments:

Post a Comment